Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Fertilisasi dan Proses Pembuahan di Dalam Rahim

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

proses-pembuahan-doktersehat

DokterSehat.Com – Fertilisasi adalah salah satu proses di dalam tubuh perempuan sebelum kelahiran bayi mungil. Proses pembuahan yang berhasil membuat Anda memiliki kesempatan yang lebih besar untuk segera memiliki bayi dan menimangnya.

Ingin tahu lebih dalam apa pengertian fertilisasi dan bagaimana prosesnya terjadi? Baca lebih lanjut penjelasan ini untuk menemukan jawabannya!

Pengertian fertilisasi

Fertilisasi adalah proses penyatuan kedua sel gamet, yaitu sel telur dari pihak perempuan dan sel sperma dari pihak laki-laki. Proses fertilisasi sering juga disebut sebagai proses pembuahan.

Hasil dari proses pembuahan di dalam fertilisasi akan menghasilkan sebuah sel tunggal yaitu zigot. Tempat terjadinya fertilisasi pada manusia adalah di dalam tuba fallopi wanita atau oviduct.

Pada manusia, fertilisasi yang terjadi merupakan fertilisasi internal. Fertilisasi internal adalah proses pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induk betina. Memang, fertilisasi pada manusia akan menghasilkan jumlah individu yang lebih sedikit tetapi lebih aman.

Fungsi fertilisasi

Fertilisasi yang terjadi bukanlah tanpa fungsi. Pada semua mahluk hidup termasuk manusia, fertilisasi memiliki beberapa fungsi. Tak pelak, fungsi utama fertilisasi adalah menghasilkan keturunan.

Masih ada beberapa fungsi fertilisasi lainnya, :

  1. Mengaktivasi sel telur untuk memulai proses perkembangan
  2. Menurunkan materi genetik dari jantan dan betina ke anak
  3. Membuat jumlah kromosom dari haploid menjadi diploid lagi
  4. Menentukan jenis kelamin anak

Apa saja yang diperlukan dalam fertilisasi?

Beberapa hal yang diperlukan di dalam proses fertilisasi adalah sel telur, sel sperma, tuba fallopi, dan rahim. Keempat hal tersebut adalah hal yang minimal harus ada agar bisa fertilisasi bisa terjadi.

Anda perlu tahu bahwa sel telur dan sel sperma haruslah sel yang sehat dan tidak memiliki kekurangan untuk membuahi dan dibuahi. Selain itu, kedua sel gamet tersebut harus merupakan dua sel gamet dari spesis yang sama.

Fertilisasi hanya bisa terjadi jika sel telur dan sel sperma dari spesis yang sama bertemu. Contohnya, sel telur manusia akan dibuahi bila bertemu sel sperma manusia. Hal yang sama berlaku pada mahluk hidup lainnya.

Bagaimana proses pembuahan terjadi?

Apabila semua hal yang dibutuhkan telah ada maka fertilisasi atau proses pembuahan bisa berlangsung. Seperti apa proses pembuahan yang terjadi di dalam tubuh perempuan? Yuk, simak dengan seksama!

Berikut ini adalah beberapa tahap yang diperlukan selama proses pembuahan:

1. Proses pematangan sel gamet

Tahap utama dari fertilisasi adalah proses pematangan kedua sel gamet, yaitu sel telur dan sel sperma. Anda bisa melihat penjelasannya di bawah ini:

  • Proses pematangan sel telur

Sel telur yang bisa dibuahi adalah sel telur yang matang. Proses pematangan sel telur ada di dalam ovarium. Di dalam ovarium ada sekantung sel-sel telur yang masih muda, yaitu folikel.

Folikel yang ada di dalam ovarium akan mengalami proses pematangan oleh sebuah hormon yaitu FSH atau Follicle Stimulating Hormone (Hormon perangsang folikel).Hormon FSH akan merangsang folikel agar tumbuh dan menjadi lebih besar yaitu sekitar 20 mm.

Hanya sel telur yang matang yang masih bertahan sedangkan yang lainnya akan hancur. Setelah sel telur matang berhasil didapatkan maka folikel besar akan merangsang hormon estrogen untuk membentuk lapisan rahim untuk tempat tumbuhnya janin.

Lapisan rahim yang telah tumbuh ini akan ditangkap otak melalui hormon LH (luteinizing hormone). Hormon LH inilah yang menjadi indikator untuk mendeteksi kehamilan melalui test pack kehamilan.

  • Proses pematangan sel sperma

Sel sperma juga harus melalui proses pematangan sebelum terjadinya proses pembuahan. Proses pematangan sel sperma akan terjadi di dalam epididimis. Selama proses pematangan, sel-sel sperma akan mendapatkan ‘modal’ untuk bisa membuahi. Akan tetapi, hanya ada satu sperma terunggul yang berhasil membuahi sel telur.

2. Ovulasi

Setelah kedua sel gamet sama-sama matang maka harus terjadi proses ovulasi terlebih dahulu. Sel telur matang yang didapatkan akan dilepas dari ovarium ke tuba fallopi sekitar 24 hingga 36 jam setelah hormon LH diproduksi. Sel telur yang ditangkap oleh tuba fallopi akan tetap disitu hingga muncul sel sperma dan membuahinya.

3. Ejakulasi

Umumnya, proses pembuahan terjadi secara alami yaitu dengan cara hubungan intim sehingga terjadi ejakulasi dan jutaan sel sperma masuk ke dalam vagina. Setiap ejakulasi bisa terdapat sekitar 120 juta sel sperma per 1 mL cairan mani.

Namun, tahap ejakulasi ini berbeda bila proses pembuahan dilakukan secara fertilisasi in vitro (proses bayi tabung). Jutaan sel sperma akan masuk ke dalam vagina dan terus berenang hingga mencapai tuba fallopi.

4. Kapasitasi spermatozoa

Selama proses penyelaman sperma di dalam sistem organ kewanitaan, sperma akan mengalami kapasitasi. Kapasitasi adalah proses penyesuaian sperma di dalam rahim dengan cara melepas selubung glikoprotein. Dengan begitu, sperma akan tetap bertahan di dalam rahim hingga bertemu dengan sel telur.

5. Perlekatan spermatozoa 

Setelah mengalami kapasitasi, sel sperma harus bisa melekat dulu dengan zona pelucida. Zona pelucida adalah lapisan terluar dari sel telur. Fungsi dari perlekatan spermatozoa (sel sperma) pada zona pelucida adalah untuk memastikan bahwa jumlah kromosom sperma sama dengan jumlah kromosom sel telur.

Jika sel sperma yang bertemu dengan sel telur manusia berbeda spesis maka sel sperma tersebut tidak dapat melekat apalagi membuahi. Inilah tahap penting yang menjelaskan mengapa hanya spesis yang sama yang dapat menghasilkan keturunan.

6. Reaksi akrosom

Sebelum spermatozoa menembus zona pelucida maka sel sperma harus mengalami reaksi akrosom. Reaksi akrosom adalah reaksi di mana sel sperma mengalami proses pelepasan enzim-enzim hidrolitik untuk mencerna zona pelucida sehingga dapat ditembus.

7. Penetrasi zona pelucida

Zona pelucida yang telah diinduksi oleh reaksi akrosom dari sel sperma tertentu akan dapat ditembus oleh sel sperma tersebut. Setelah itu, sel sperma pun akan melewati zona pelucida.

8. Peleburan membran sel gamet

Sel sperma yang berhasil menembus zona pelucida akan masuk ke dalam sitoplasma sel telur dengan melepaskan ekornya. Hanya kepala spermatozoa saja yang masuk karena di dalam itu mengandung kromosom termasuk kromosom X atau Y (penentu kelamin).

9. Perlindungan dari sperma lain

Kepala sel sperma yang akan masuk akan mengaktivasi sel telur untuk melanjutkan pembelahan meiosis yang berguna untuk proses pembuahan. Selain itu, aktivasi sel telur juga akan mencegah polispermia (mencegah masuknya sel sperma yang lain).

10. Difusi sperma dan ovum

Setelah sel telur teraktivasi maka dinding terdalam sel telur akan terbentengi dari sel sperma yang lain. Setelah itu, akan terbentuk pronukleus jantan dari dalam kepala sel sperma dan pronukleus betina dari sel telur.

Pembentukan pronukleus jantan dan betina akan mengalami syngami atau penyatuan keduanya. Penyatuan kedua pronukleus ini akan mengalami difusi dan terjadilah fertilisasi atau proses pembuahan.

Hasil dari fertilisasi adalah zigot yang akan terus mengalami pembelahan mitosis hingga menjadi sebuah embrio atau cikal bakal janin. Janin pun akan berkembang selama kurang lebih 9 bulan di dalam rahim dan menunggu hari kelahirannya.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.