Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Imunisasi DPT – Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

vaksin-dpt-doktersehat

DokterSehat.Com – DPT imunisasi itu apa? Imunisasi DPT adalah imunisasi yang menggunakan vaksin DPT (difteri, pertusis, dan tetanus). Imunisasi DPT untuk apa? Imunisasi DPT dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.

Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang imunisasi DPT termasuk informasi tentang apa itu vaksin DPT, bentuk sediaan, cara penyuntikkan, indikasi imunisasi DPT, kontraindikasi vaksin DPT, manfaat imunisasi DPT, dosis imunisasi DPT, dan efek samping imunisasi DPT.

  • Nama: Imunisasi DPT
  • Kelas Terapi: Vaksin dan Antisera » Vaksin Difteri » Dengan Tetanus dan Pertusis (Trivalent) » Difteri, Tetanus, Pertusis
  • Monografi Obat: Difteri, Tetanus, Pertusis

Apa Itu Imunisasi DPT?

Imunisasi DPT adalah imunisasi yang menggunakan vaksin virus hidup dengan kandungan racun kuman difteri, pertusis, dan tetanus yang telah dihilangkan sifat racunnya.

Meskipun racunnya telah hilang tetapi vaksin tersebut dapat merangsang pembentukan zat anti atau toksoid. Imunisasi DPT adalah salah satu program imunisasi wajib yang dicanangkan oleh pemerintah untuk menekan penyebaran penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.

Tahap Pemberian Vaksin DPT

Pemberian vaksin DPT memerlukan beberapa tahap. Tahap pertama pemberian vaksin DPT hanya sedikit saja karena baru tahap pengenalan. Organ-organ tubuh sudah mulai aktif untuk membuat zat anti meskipun tidak banyak.

Tahap kedua dan ketiga, imunisasi DPT dilakukan dengan jumlah yang meningkat. Hal ini bertujuan agar organ-organ tubuh terangsang untuk membentuk zat anti yang cukup sehingga mampu melindungi tubuh dari serangan difteri, pertusis, dan tetanus.

Cara Penyuntikan Imunisasi DPT

Bentuk sediaan vaksin DPT sama dengan bentuk sediaan vaksin lain pada umumnya. Vaksin DPT tersedia dalam bentuk cairan injeksi. Cairan injeksi vaksin DPT ini akan diberikan secara intramuskular (injeksi atau suntikan ke dalam otot).

Suntikan vaksin DPT diberikan dengan menyuntikkannya ke bawah kulit pada salah satu sisi lengan. Penyuntikkan vaksin DPT harus dilakukan oleh tenaga medis profesional untuk menghindari kesalahan teknis dalam memberikan suntikan vaksin DPT.

Vaksin DPT untuk Siapa?

Vaksin DPT diperuntukkan bagi anak sejak usia lebih dari 2 bulan hingga 18 tahun. Pada anak usia 2 bulan hingga 7 tahun, vaksin DPT yang diberikan adalah vaksin DTaP atau DTwP. Ini merupakan tahap awal pemberian vaksin DPT.

Anak-anak yang berusia 7 hingga 18 tahun, imunisasi DPT dijalankan dalam bentuk vaksin Td (tetanus dan difteri) atau Tdap (tetanus toxoid, reduced diphteria toxoid, dan acellular pertusis vaccine adsorbed).

Vaksin Td juga diberikan kepada anak usia lebih dari 7 tahun yang kontraindikasi dengan komponen pertusis. Hal ini bertujuan agar risiko kejadian pasca-imunisasi karena toxoid difteri berkurang.

Indikasi Imunisasi DPT

Pemberian imunisasi DPT harus sesuai dengan indikasinya. Indikasi pelaksanaan imunisasi DPT dasar adalah untuk anak mulai usia 2 bulan hingga 7 tahun. Anak usia lebih dari 7 tahun hingga 18 tahun adalah indikasi pelaksanaan imunisasi DPT tahap selanjutnya.

Kontraindikasi Vaksinasi DPT

Ada beberapa anak yang tidak bisa mendapatkan vaksinasi DPT. Hal ini dikarenakan anak tersebut memiliki kontraindikasi dengan kandungan yang ada di dalam vaksin DPT. Anak yang hipersensitif terhadap komponen vaksin DPT tidak dapat menerima vaksin DPT.

Vaksin DPT juga tidak boleh diberikan pada anak yang memiliki riwayat ensefalopati dengan catatan bahwa etiologinya yang tidak diketahui selama 7 hari setelah pemberian vaksin yang mengandung pertusis.

Peringatan Penggunaan Vaksin DPT

Apabila anak Anda sedang dalam kondisi demam akut yang parah maka sebaiknya pemberian vaksin DPT ditunda dulu. Berhati-hatilah dalam melaksanakan imunisasi DPT jika anak menderita trombositopenia atau gangguan perdarahan.

Ini dikarenakan efek samping imunisasi DPT bisa menyebabkan perdarahan karena teknik penyuntikan intramuskular yang keliru. Orang dewasa, ibu hamil, dan ibu menyusui tidak perlu mendapatkan vaksin ini.

Anak-anak yang menerima terapi imunosupresif atau mengalami penurunan imunitas sebaiknya harus mendapatkan vaksin DPT secara hati-hati. Hal ini dikarenakan pemberian vaksin DPT pada anak dengan imunitas tubuh lemah membuat respons imunitas menjadi tidak optimal.

Manfaat Imunisasi DPT

Manfaat imunisasi DPT adalah untuk menekan tersebarnya wabah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Pelaksaan imunisasi DPT dapat menurunkan risiko dan mencegah terkena penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.

Dosis Vaksin DPT

Penyakit difter, pertusis, dan tetanus bisa dicegah dan diturunkan faktor risikonya jika anak mendapatkan vaksin DPT dengan dosis yang tepat sesuai kondisinya. Dosis vaksin DPT adalah 0,5 mL untuk tahap pengenalan sebanyak 3 kali.

Pemberian vaksin DPT booster memiliki dosis yang berbeda. Dosis booster vaksin DPT lebih besar dari dosis vaksin DPT primer. Pelaksanaan vaksin DPT booster dilakukan jika anak telah berusia 2 hingga 6 tahun.

Efek Samping Imunisasi DPT

Serupa dengan penggunaan obat-obatan, pelaksanaan imunisasi DPT juga bukan upaya kesehatan yang sempurna. Pelaksanaan imunisasi DPT yang tidak sesuai prosedur atau adanya reaksi berbeda pada anak bisa menimbulkan efek samping tertentu.

Imunisasi DPT bisa menimbulkan efek samping yang ringan dan berat. Efek samping imunisasi DPT yang ringan adalah demam, diare, dan munta pada anak. Anak akan menangis cukup lama hingga lebih dari 3 jam karena merasakan ketidaknyamanan setelah disunti vaksin DPT.

Nafsu makan anak juga akan berkurang dan cepat mengantuk ketika sudah berhenti menangis. Kesalahan teknis pada saat menyuntikkan vaksin DPT bisa menimbulkan efek samping berupa ulserasi atau abses subkutan.

Hal tersebut akan membuat area tubuh anak yang disuntik terasa sakit atau nyeri, kemerahan, dan bengkak. Bagaimana dengan efek samping imunisasi DPT yang berat? Pada tingkat yang berat, efek samping bisa berupa tangisan yang hebat lebih dari 4 jam, kejang-kejang, tidak sadarkan diri, syok, dan ensefalopati.

 

Sumber:

  1. PIONAS-BPOM. Difteri, Tetanus, Pertusis. http://pionas.pom.go.id/monografi/difteri-tetanus-pertusis [diakses pada 6 Maret 2019]
  2. dr JB Suharjo BC Sp.PD, dkk. 2010. Vaksinasi, Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi. Yogyakarta: Kanisius.


Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.