Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Itu Bullying? Ketahui Penyebab, Jenis, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

bullying-adalah-doktersehat

DokterSehat.Com – Tentunya Anda sudah tidak asing lagi dengan kata bullying. Penindasan atau bullying adalah perilaku agresif yang mengintimidasi dari individu maupun kelompok terhadap individu. Fenomena bullying cukup meresahkan masyarakat mengingat dampak bullying yang dapat berpengaruh besar pada kehidupan korban maupun pelaku.

Apa Itu Bullying?

Pada dasarnya tidak ada pengertian bullying secara khusus. Bullying berasal dari kata bully, yang dalam kamus Oxford diartikan sebagai ‘seseorang yang terbiasa berusaha untuk menyakiti atau mengintimidasi mereka yang mereka anggap rentan’.

Jika bully mewakili pelakunya, kata bullying yang populer diartikan sebagai tindakannya. Bullying dapat diartikan sebagai perilaku intimidasi.

Dilansir dari bullying.co.uk bullying biasanya didefinisikan sebagai perilaku berulang yang dimaksudkan untuk melukai seseorang baik secara emosional maupun fisik, bullying sering ditujukan pada orang tertentu karena ras, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, penampilan, hingga kondisi fisik seseorang.

Menurut stopbullying.gov, bullying adalah perilaku agresif yang tidak diinginkan di antara anak-anak usia sekolah. Bullying melibatkan ketidakseimbangan kekuatan yang nyata atau yang dirasakan (oleh korban maupun pelaku). Perilaku bullying berpotensi diulangi seiring berjalannya waktu dan berpotensi menimbulkan masalah jangka panjang baik untuk korban maupun pelaku.

Jika disimpulkan, maka bullying dapat kita artikan sebagai perilaku intimidasi yang dapat dilakukan berulang untuk melukai individu baik emosional maupun fisik dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan di mana pelaku mendominasi dan korban menjadi pihak yang lemah.

Bullying dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Namun bullying memang paling sering terjadi pada anak-anak. Menurut data KPAI pada tahun 2018, kasus bullying dan kekerasan fisik masih menjadi kasus yang mendominasi pada bidang pendidikan.

Kasus yang tercatat bukan hanya kasus siswa yang tercatat mem-bully siswa lain, tapi juga termasuk kasus siswa yang melakukan bullying terhadap guru di sekolah. Kasus yang tercatat mungkin hanya sebagian kecil saja, karena masih banyak sekali pihak yang kurang mengerti atau bahkan tidak peduli terhadap isu bullying.

Penyebab Bullying dari Sisi Korban

Penyebab bullying dapat datang dari faktor korban maupun pelaku. Jika melihat dari sisi korban, berikut adalah beberapa faktor yang mungkin menyebabkan anak menjadi korban bullying:

1. Penampilan fisik

Penyebab bullying pertama yang paling umum adalah akibat dari penampilan fisik.

Ketika seorang anak memiliki penampilan fisik yang dianggap berbeda dengan anak lain pada umumnya, para bully dapat menjadikannya bahan untuk mengintimidasi anak tersebut.

Penampilan fisik berbeda dapat meliputi kelebihan atau kekurangan berat badan, menggunakan kaca mata, menggunakan behel, menggunakan pakaian yang dianggap tidak keren seperti anak-anak lainnya.

2. Ras

Perbedaan ras juga sering kali menyebabkan seorang anak terkena bullying.

Hal ini umumnya terjadi ketika seorang anak dengan ras berbeda memasuki satu lingkungan dan dianggap sebagai minoritas. Beberapa survey dan penelitian juga telah menunjukkan bahwa bullying akibat ras yang berbeda memang cukup sering terjadi.

3. Orientasi seksual

Orientasi seksual seseorang berbeda-beda dan umumnya seorang anak baru menyadari orientasi seksual yang berbeda memasuki usia remaja.

Bahkan di beberapa negara yang sudah tidak asing dengan isu LGBT, seseorang yang teridentifikasi sebagai lesbian, gay, dan transgneder sering kali mendapatkan perilaku bullying. Hal ini yang membuat seseorang cenderung menyembunyikan orientasi seksualnya.

4. Terlihat lemah

Penyebab bullying lainnya adalah ketika seorang anak dianggap lebih lemah dan terlihat tidak suka melawan.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa bullying melibatkan ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan juga korban. Pelaku tentunya merasa sebagai pihak yang lebih kuat dan dapat mendominasi korban yang lebih lemah.

5. Terlihat tidak mudah bergaul

Selain karena lemah, terlihat tidak mudah bergaul dan memiliki sedikit teman juga menjadi salah satu penyebab menjadi korban bullying.

Individu yang terlihat tidak mudah bergaul dan memiliki sedikit teman juga dapat terlihat lebih lemah dan membuat bully berpikir dapat mendominasi mereka. Sekelompok bully juga berpotensi melakukan bullying pada kelompok yang dianggap lebih lemah dari kelompok mereka.

Meskipun karakteristik di atas dapat menjadi penyebab bullying, tapi tentu tidak semua anak dengan karakteristik tersebut menjadi korban bullying. Kondisi tersebut hanyalah merupakan beberapa gambaran umum penyebab bullying dari sisi korban.

Penyebab Bullying dari Sisi Pelaku

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa anak yang memiliki salah satu kriteria yang dapat memicu bullying tidak selalu menjadi korban bullying. Hal ini disebabkan juga karena terdapat faktor penyebab bullying juga dapat berasal dari sisi pelaku.

Berikut adalah beberapa penyebab bullying dari sisi pelaku:

1. Memiliki masalah pribadi

Salah satu pemicu seseorang menjadi bully adalah karena memiliki masalah pribadi yang membuatnya tidak berdaya di hidupnya sendiri.

Pada anak-anak, penyebab seperti perkelahian berlebihan di rumah, perceraian orang tua, atau adanya anggota keluarga yang menjadi pecandu narkoba dan alkohol dapat memicu hal ini. Sedangkan pada orang dewasa, masalah dengan pasangan juga bisa menjadi salah satu pemicu munculnya perasaan tidak berdaya.

Bullying baik verbal ataupun fisik yang dilakukan bertujuan untuk menunjukkan individu tersebut memiliki kekuatan. Sehingga rasa tidak berdaya tersebut dapat ditutupi.

2. Pernah menjadi korban bullying

Beberapa kasus menunjukkan bahwa pelaku bullying sebenarnya juga merupakan korban bullying.

Contohnya seperti anak yang merasa di-bully oleh saudaranya di rumah, kemudian anak tersebut membalas dengan cara mem-bully temannya di sekolah yang ia anggap lebih lemah dari dirinya.

Contoh lainnya adalah orang yang tertekan akibat bullying di kehidupan nyata dan menggunakan internet serta dunia maya untuk menunjukkan bahwa dirinya juga memiliki kekuatan dengan cara menyerang orang lain.

3. Rasa iri pada korban

Penyebab bullying selanjutnya adalah karena rasa iri pelaku pada korban.

Rasa iri ini bisa muncul akibat korban memiliki hal yang sebenarnya sama istimewanya dengan sang pelaku. Pelaku bullying mengintimidasi korban agar korban tidak akan lebih menonjol dari dirinya sendiri.

Selain tidak ingin orang lain menonjol, seseorang juga mungkin melakukan bullying untuk menutupi jati dirinya sendiri. Contohnya seperti anak pintar yang tidak ingin disebut ‘kutu buku’, sehingga ia lebih dulu menyebut temannya yang pintar sebagai kutu buku.

4. Kurangnya pemahaman

Kurangnya pemahaman dan empati juga dapat menimbulkan perilaku bullying.

Ketika seorang anak melihat anak lain berbeda dalam hal seperti ras, agama, dan orientasi seksual, karena kurangnya pemahaman, maka mereka beranggapan bahwa perbedaan tersebut adalah hal yang salah.

Mereka juga beranggapan bahwa menjadikan anak yang berbeda tersebut sebagai sasaran adalah hal yang benar.

5. Mencari perhatian

Terkadang pelaku bullying tidak menyadari bahwa yang dilakukannya termasuk ke dalam penindasan, karena sebenarnya apa yang dilakukannya adalah mencari perhatian.

Perilaku bullying jenis ini adalah yang paling mudah untuk diatasi. Caranya adalah dengan memberikannya perhatian yang positif sebelum pelaku mencari perhatian dalam dengan cara yang negatif.

6. Kesulitan mengendalikan emosi

Anak yang kesulitan untuk mengatur emosi dapat berpotensi menjadi pelaku bullying.

Ketika seseorang merasa marah dan frustasi, perbuatan menyakiti dan mengintimidasi orang lain bisa saja dilakukan. Jika sulit untuk mengendalikan emosi, maka masalah kecil saja dapat membuat seseorang terprovokasi dan meluapkan emosinya secara berlebihan.

7. Berasal dari keluarga yang disfungsional

Tidak semua anak dari keluarga disfungsional akan menjadi pelaku bullying, naming hal ini kerap terjadi.

Sebagian besar pelaku bullying adalah anak yang merasa kurang kasih sayang dan keterbukaan dalam keluarganya. Mereka kemungkinan juga sering melihat orang tuanya bersikap agresif terhadap orang-orang di sekitarnya.

8. Merasa bahwa bullying menguntungkan

Pelaku bullying akan tanpa sengaja bisa terus melanjutkan aksinya karena merasa perbuatannya menguntungkan.

Hal ini bisa terjadi pada anak yang mendapatkan uang atau makanan dengan cara meminta secara paksa pada temannya. Contoh lain adalah ketika pelaku bullying merasa popularitas dan perhatian dari setiap orang padanya naik berkat tindakannya tersebut.

9. Kurangnya empati

Penyebab bullying selanjutnya adalah karena kurangnya rasa empati.

Ketika melihat korban bullying, mereka tidak merasa empati pada apa yang dirasakan korban, sebagian mungkin justru merasa senang ketika melihat orang lain rasa kesakitan. Semakin mendapatkan reaksi yang diinginkan, semakin pelaku bullying senang melakukan aksinya.

Jenis-Jenis Bullying

Bullying dikelompokkan menjadi beberapa tipe. Berikut adalah jenis-jenis bullying dan juga contoh perilaku bullying yang umum ditemui:

1. Bullying fisik

Bullying fisik atau physical bullying adalah tindakan penindasan yang berkaitan dengan fisik. Tindakan ini dapat memberikan efek jangka pendek dan panjang. Perbuatan yang termasuk tindakan bullying fisik adalah seperti:

  • Memukul
  • Menendang
  • Mendorong
  • Mencubit
  • Menyandung
  • Merusak properti

2. Bullying verbal

Verbal bullying adalah bullying yang dilakukan melalui verbal. Umumnya bullying jenis ini tidak berbahaya pada awalnya, tapi jika terus berlanjut dapat memengaruhi korban. Perbuatan yang termasuk verbal bullying adalah termasuk:

  • Memanggil nama
  • Menghina
  • Mengejek
  • Ucapan homophobia atau rasis
  • Pelecehan verbal

3. Bullying sosial

Bullying sosial atau social bullying adalah jenis bullying yang sering kali terselubung. Tindakan ini bisa dilakukan pelaku tanpa harus terlihat oleh korban. Contoh tindakan social bullying adalah seperti:

  • Menyebarkan gosip atau rumor yang tidak benar
  • Melempar lelucon jahat yang melakukan
  • Mengajak orang lain untuk mengucilkan seseorang
  • Memberikan ekspresi atau gestur tubuh yang mengancam atau menghina
  • Meniru dengan tujuan untuk menghina atau meremehkan

4. Cyber bullying

Cyber bullying adalah segala jenis penindasan yang terjadi di dunia maya. Perilaku yang termasuk cyber bullying adalah seperti:

  • Mengiring email atau pesan tertulis, gambar,dan video yang menyakitkan
  • Mengucilkan seseorang secara online
  • Menyebarkan gossip dan rumor buruk di dunia maya
  • Meniru orang lain atau menggunakan akun orang lain tanpa izin.

Ciri Pelaku Bullying

Pelaku bullying tidak mengenal usia dan jenis kelamin. Beberapa ciri-ciri pelaku bullying yang mungkin dapat terlihat adalah seperti:

  • Memiliki keinginan untuk mengendalikan orang lain.
  • Fokus pada diri sendiri
  • Memiliki keterampilan sosial yang buruk dan sulit untuk bergaul
  • Kurang empati
  • Sering merasa tidak aman dan membuat dirinya nyaman dengan cara menggretak atau mengganggu orang lain
  • Kesulitan untuk memahami emosi seperti rasa bersalah, empati, belas kasih, dan penyesalan.

Pelaku bullying dapat dikenali dari ciri-ciri di atas. Meskipun begitu, pelaku bullying juga kemungkinan memiliki karakter yang berbeda. Terdapat pelaku bullying yang melakukan bullying secara terang-terangan, sebagian lagi mungkin memilih untuk bersikap ramah di depan, namun menusuk dari belakang.

Dampak Bullying

Bullying dapat memberikan dampak jangka panjang maupun jangka pendek pada korbannya. Berikut adalah beberapa dampak bullying yang dapat terjadi adalah seperti berikut ini:

  • Ketakutan, stres, depresi, atau cemas
  • Timbul pemikiran untuk bunuh diri atau melukai diri sendiri.
  • Mengalami masalah di sekolah.
  • Memiliki masalah suasana hati, tidur, nafsu makan, dan juga tingkat energi.

Cara Mengatasi Bullying

Bullying adalah masalah serius yang perlu diatasi karena dapat memberikan dampak jangka panjang baik untuk korban dan juga pelaku. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi bullying:

  • Ceritakan pada orang dewasa yang dapat dipercaya. Ceritakan pada orang tua maupun guru yang memiliki otoritas untuk menindaklanjuti perilaku bullying.
  • Abaikan penindas dan jauhi. Seperti yang disebutkan sebelumnya, penindas akan merasa senang apabila mendapatkan reaksi seperti yang dia inginkan.
  • Tingkatkan keberanian dan rasa percaya diri. Tunjukkan pada lingkungan sekitar bahwa Anda bukan orang yang lemah dan mudah untuk ditindas.
  • Bicara pada pelaku bullying. Tunjukkan bahwa apa yang dilakukan pelaku bukan hal yang baik dan bahkan berbahaya.
  • Bantu teman yang menjadi korban bullying. Jika menyaksikan perilaku bullying, jangan diam saja dan cobalah untuk memberi dukungan pada korban.

 

Sumber:

  1. What Is Bullying – https://www.stopbullying.gov/what-is-bullying/index.html
  2. What is bullying? – https://www.bullying.co.uk/general-advice/what-is-bullying/
  3. The causes of bullying: results from the National Survey of School Health (PeNSE) – https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4459001/
  4. Bullying | Symptoms & Causes – http://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/b/bullying/symptoms-and-causes
  5. CAUSES OF BULLYING – https://americanspcc.org/wp-content/uploads/2013/04/Bullying-Causes-of-Courtesy-of-nobullying.pdf
  6. Bully – https://en.oxforddictionaries.com/definition/bully
  7. Dealing With Bullying – https://kidshealth.org/en/teens/bullies.html
  8. Types of bullying – https://www.ncab.org.au/bullying-advice/bullying-for-parents/types-of-bullying/


Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.