Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rheumatoid Arthritis – Pengertian dan Penyebab

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

rheumatoid-arthritis-doktersehat

DokterSehat.Com – Rheumatoid arthritis (RA) merupakan gangguan peradangan kronis yang memengaruhi lebih dari sekadar persendian tubuh. Rheumatoid arthritis dapat memengaruhi lapisan sendi tubuh, yang menyebabkan pembengkakan menyakitkan dan kondisi ini dapat menyebabkan erosi pada tulang dan kelainan bentuk pada sendi.

Pengertian Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun yang terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat. Tidak seperti osteoarthritis, rheumatoid arthritis menyerang lapisan sendi, menyebabkan pembengkakan yang menyakitkan dan mengakibatkan erosi tulang dan kelainan sendi.

Selain memengaruhi sendi, kondisi ini juga dapat menyebabkan peradangan organ, seperti paru-paru, mata, kulit, dan hati.

Orang yang mengidap RA mungkin dapat mengalami peningkatan gejala atau kekambuhan yang disebut dengan flare yang dapat berlangsung selama beberapa hari atau minggu. Pasien juga mungkin memiliki periode remisi di mana mereka memiliki sedikit atau tidak ada gejala sama sekali. Tidak ada obat untuk artritis reumatoid atau rheumatoid arthritis, namun obat dapat menghentikan perkembangan gejala penyakit dan meringankan gejala.

Penyebab Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis adalah suatu kondisi autoimun, yang berarti kondisi ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tubuh. Namun, belum diketahui apa yang menjadi penyebab rheumatoid arthritis. Sistem kekebalan tubuh yang ada pada tubuh Anda bekerja membuat antibodi yang menyerang bakteri dan virus, ini bertugas membantu melawan infeksi.

Jika menderita penyakit rheumatoid arthritis, sistem kekebalan tubuh secara keliru mengirimkan antibodi ke lapisan sendi. Ini menyebabkan lapisan tipis sel (sinovium) yang menutupi sendi menjadi sakit dan meradang, melepaskan bahan kimia yang merusak di dekatnya, di antaranya:

  • Tulang
  • Cartilage – jaringan ikat yang longgar pada tulang
  • Tendon – jaringan yang menghubungkan tulang ke otot
  • Ligamen – jaringan yang menghubungkan tulang dan tulang rawan

Jika kondisinya tersebut tidak diobati, bahan kimia ini secara bertahap menyebabkan sendi kehilangan bentuk dan keselarasannya. Akhirnya, kondisi ini bisa menghancurkan sendi.

Berbagai teori pun muncul tentang mengapa sistem kekebalan tubuh mulai menyerang sendi, seperti infeksi atau virus yang menjadi penyebab, namun belum ada teori-teori ini yang terbukti.

Beberapa faktor risiko terhadap penyakit rheumatoid arthritis telah diidentifikasi. Wanita lebih cenderung sering terkena RA, sehingga diduga hormon estrogen memainkan peran.

Beberapa penelitain menunjukkan terdapat komponen genetik terhadap perkembangan RA. Rokok juga tampaknya meningkatkan risiko terhadap perkembangan penyakit ini. Pajanan okupasional seperti debu tertentu: silika, kayu, asbesos, juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya RA. Penelitian sekarang masih ingin menemukan apakah virus atau bakteri tertentu memainkan peran tertentu dalam menyebabkan RA.

Faktor Risiko Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis memengaruhi sekitar 1,5 juta orang di Amerika Serikat, sedangkan data di Indonesia mencatat sekitar 360.000 orang telah terkena penyakit rheumatoid arthritis. Wanita mengalami RA dua sampai tiga kali lebih sering dibandingkan pria, dan gejala rheumatoid arthritis pada wanita cenderung muncul antara usia 30-60 tahun, sedangkan gejala sering berkembang di kemudian hari untuk pria. Ada juga kemungkinan genetik untuk penyakit ini. Merokok dan periodontitis, juga merupakan faktor risiko.

Faktor-faktor risiko rheumatoid arthritis lain yang mungkin berperan, termasuk sumber infeksi seperti bakteri atau virus, yang dapat memicu perkembangan penyakit pada seseorang yang gennya membuat mereka lebih mungkin untuk mendapatkannya; hormon wanita (70 persen pengidap RA adalah wanita); kegemukan; dan respons tubuh terhadap peristiwa stres seperti trauma fisik atau emosional.

Penelitian juga telah menunjukkan bahwa faktor lingkungan mungkin berperan dalam risiko seseorang terkena penyakit rheumatoid arthritis. Beberapa termasuk paparan asap rokok, polusi udara, insektisida dan paparan pekerjaan terhadap minyak mineral dan silika.

Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, penyekit rheumatoid arthritis juga dapat menyrang anak, ini disebut juvneile rheumatoid arthritis, selengkapnya simak di bawah ini. 

Juvenile Rheumatoid Arthritis

Juvneile rheumatoid arthritis (JRA) juga disebut juvenile idiopathic arthritis (JIA), adalah jenis arthritis yang terjadi pada anak-anak usia 1–16 tahun.

Gejala juvenile rheumatoid arthritis di antaranya:

  • Kaku sendi, bengkak, nyeri sendi
  • Demam
  • Ruam

Beberapa metode terapi tersedia untuk juvenile rheumatoisd arthritis. Kebanyakan anak membutuhkan terapi obat maupun non-obat untuk mengatasi nyeri, mengurangi bengkak, mempertahankan pergerakan aktif dari sendi mereka, dan mengatasi komplikasi:

  • Obat: Pereda nyeri yang tersedia di apotek seperti ibuprofen, asam mefenamat, dan naproxen seringkali merupakan lini pertama untuk melawan nyeri pada RA juvenile. Jika pereda nyeri ini tidak bekerja, kelas obat yang memperlambat perkembangan RA juvenile dapat digunakan. Obat ini disebut obat antirematik termodifikasi (DMARDs). Kebanyakan DMARDs yang dapat diresepkan kepada anak adalah methotrexate. Obat lain dapat digunakan pada penyakit yang berat seperti kortikosteroid dan obat biologis. Obat-obat ini memiliki efek samping sehingga penggunaannya perlu didiskusikan dengan dokter.
  • Terapi fisik: Latihan rutin yang dibuat oleh fisioterapis dapat membantu anak mempertahankan rentang gerak sendinya serta kekuatan ototnya.
Rheumatoid Arthritis – Halaman Selanjutnya: 1 2 3 4 5 6


Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.