Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sering Pipis Tanda Diabetes?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

pipis-doktersehat

DokterSehat.Com– Terdapat banyak sekali tanda dari diabetes. Hanya saja, kita tentu pernah mendengar tentang kebiasaan sering pipis yang dianggap terkait dengan penyakit ini. Sebenarnya, bagaimana bisa peningkatan frekuensi buang air kecil bisa menandakan diabetes?

Kaitan antara diabetes dan buang air kecil

Pakar kesehatan menyebut penderita diabetes cenderung memiliki kadar gula darah yang sangat tinggi di dalam tubuhnya. Kondisi ini biasanya terkait dengan resistensi insulin atau tubuh yang tidak mampu memproduksi insulin dengan cukup demi mengolah kadar gula darah menjadi energi. Karena kadar gula darah tidak dimetabolisme dan terus berada dalam jumlah yang tinggi, maka hal ini akan membuat urine menjadi lebih kental. Demi membuat proses buang air kecil menjadi normal, maka tubuh pun akan mengambil air dalam jumlah yang lebih banyak demi membantu membuangnya melalui urine.

Banyaknya air yang ditarik di dalam tubuh penderita diabetes membuat frekuensi buang air kecil meningkat dengan signifikan. Hal ini juga membuat mereka lebih mudah haus. Dalam dunia medis, kondisi ini sering dianggap sebagai poliuri yang membuat frekuensi buang air kecil terus meningkat, khususnya di malam hari. Selain itu, penderita diabetes juga akan mengalami polidipsi atau keinginan untuk minum yang terus meningkat karena selalu merasa haus.

Kondisi lain yang juga bisa meningkatkan keinginan untuk buang air kecil

Pakar kesehatan menyebut manusia normal biasanya akan pipis sebanyak 6 atau 7 kali dalam sehari. Hanya saja, karena kondisi tertentu, frekuensi buang air kecil ini bisa saja meningkat atau menurun. Sebagai contoh, anak-anak dengan ukuran kandung kemih lebih kecil tentu akan lebih sering melakukannya dibandingkan dengan orang dewasa yang memiliki daya tampung kandung kemih yang lebih besar.

Jika kita mengonsumsi makanan atau minuman tertentu, maka hal ini juga akan mempengaruhi frekuensi buang air kecil. Sebagai contoh, jika kita mengonsumsi minuman beralkohol atau minuman dengan kandungan kafein layaknya teh dan kopi yang bersifat diuretik, maka keinginan untuk buang air kecil juga akan meningkat. Bahkan, konsumsi obat-obatan tertentu seperti obat hipertensi juga bisa meningkatkan keinginan buang air kecil.

Selain itu, ibu hamil juga cenderung lebih sering buang air kecil karena tertekannya kandung kemih oleh rahim yang semakin membesar.

Beberapa masalah kesehatan yang terkait dengan sering buang air kecil

Pakar kesehatan menyebut kita sebaiknya tidak menyepelekan peningkatan keinginan buang air kecil karena bisa jadi hal ini terkait dengan masalah kesehatan yang serius. Tidak hanya diabetes, beberapa kondisi kesehatan lainnya juga bisa memunculkan gejala kesehatan yang sama.

Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang juga bisa meningkatkan frekuensi buang air kecil.

  1. Infeksi saluran kemih

Pakar kesehatan menyebut infeksi saluran kemih biasanya juga akan meningkatkan keinginan untuk buang air kecil. Bahkan, seringkali saat melakukannya kita juga akan merasakan sensasi nyeri. Peningkatan frekuensi buang air kecil ini disebabkan oleh tidak berfungsinya kandung kemih akibat terjadinya infeksi.

  1. Gangguan pada kelenjar prostat

Pakar kesehatan menyebut gangguan pada kelenjar prostat juga bisa memicu peningkatan frekuensi buang air kecil, pembengkakan prostat, dan gangguan buang air kecil lainnya.

  1. Overactive bladder

Masalah kesehatan ini membuat kandung kemih cenderung lebih aktif. Kondisi ini pun akan membuat peningkatan frekuensi buang air kecil dengan signifikan.

Kapan harus ke dokter?

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk segera memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter jika frekuensi buang air kecil ini sudah sangat mengganggu, khususnya jika sering terjadi saat tidur malam. Selain itu, jika kita sampai mengalami keanehan pada urine atau munculnya rasa nyeri di punggung bawah, sebaiknya segera memeriksakan diri demi memastikan apa penyebabnya.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.