Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sering Minum Susu Kemasan Bisa Sebabkan Diabetes?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

susu-kemasan-doktersehat
Photo Source: Flickr/CucombreLibre

DokterSehat.Com– Banyak orang yang memilih minum susu kemasan karena memiliki pilihan rasa yang variatif dan praktis sehingga bisa langsung diminum kapan saja. Hanya saja, jika kita cermati, susu kemasan yang bisa ditemukan di swalayan ini memiliki kadar gula yang cukup tinggi. Hal ini bisa kita lihat di label kemasannya. Mengingat sering mengonsumsi gula dengan jumlah yang berlebihan bisa memicu datangnya diabetes. Apakah sering mengonsumsi susu kemasan juga bisa menyebabkan dampak yang sama?

Dampak sering minum susu kemasan

Pakar kesehatan David Ludwig yang berasal dari Harvard University membenarkan anggapan bahwa sering minum susu kemasan manis bisa meningkatkan risiko terkena diabetes. Beberapa penyakit lain yang juga bisa muncul akibat kebiasaan ini adalah obesitas dan peradangan. Ludwig menyebutkan bahwa hal ini bahkan sudah pernah dibahas dalam jurnal American Medical Association Pediatrics.

Menurut penelitian yang ada dalam jurnal tersebut, susu kemasan sebenarnya termasuk dalam minuman yang aman untuk kita konsumsi. Hanya saja, kita cenderung tidak memperhatikan label kemasannya sehingga tidak memperhitungkan seberapa banyak kalori atau gula di dalam satu buah kemasan susu. Karena rasanya manis, kita pun menyukainya dan cenderung mengonsumsinya lebih banyak dari batas aman. Ditambah dengan gaya hidup tidak sehat, khususnya dalam pola makan dengan kadar gizi yang tidak seimbang, maka asupan kalori atau gula menjadi berlebihan dan akhirnya menyebabkan kenaikan risiko diabetes dan berat badan.

Memilih susu kemasan yang tepat

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, susu kemasan masih aman untuk dikonsumsi. Hanya saja, kita memang harus cermat saat mengonsumsinya. Jika kadar gulanya cukup tinggi, tentu kita harus membatasi konsumsinya agar tidak berlebihan. Sebenarnya, terdapat susu kemasan dengan label rendah gula atau rendah lemak yang bisa kita jadikan pilihan. Selain itu, kita juga bisa mengonsumsi susu segar yang tentu jauh lebih sehat.

Bagaimana dengan susu kental manis?

Selain susu kemasan, masyarakat Indonesia juga akrab dengan susu kental manis. Selama puluhan tahun, masyarakat bahkan menganggap produk dengan harga murah ini sebagai minuman yang sehat sehingga bisa dijadikan minuman sehari-hari. Sayangnya, dibalik kelezatan susu kental manis, terdapat kandungan gula yang tinggi sehingga bisa membahayakan kesehatan.

Pakar gizi bernama Rita Ramayulis menyebut kebiasaan mengonsumsi susu kental manis dengan berlebihan bisa menyebabkan kenaikan risiko terkena diabetes dan obesitas. Dampak ini cenderung lebih sering dialami oleh anak-anak karena biasanya anak-anaklah yang diberi asupan susu kental manis oleh orang tuanya.

Sebagaimana dikutip dari Asia One, Rita menyebut kebiasaan mengonsumsi minuman atau makanan tinggi gula bisa meningkatkan gangguan sensitivitas insulin. Hal ini akan menyebabkan hiperglikemia atau lonjakan kadar gula darah dengan signifikan yang jika tidak segera ditangani bisa memicu datangnya diabetes.

Pakar kesehatan menyebutkan bahwa dalam hal minum susu setiap hari, kita sebaiknya mendapatkan 8 gram protein dan 250 gram kalsium setelah mengonsumsinya. Meskipun begitu, asupan gula kita sebaiknya juga dibatasi sekitar 1-2 sendok makan saja setiap hari. Sayangnya, jika kita minum susu kental manis, bisa jadi konsumsi gula lebih banyak dari batasan tersebut.

Sebagai contoh, jika anak-anak meminum susu kental manis hingga dua gelas setiap hari, maka gula yang dikonsumsi sudah melebihi batas aman dan akhirnya menyebabkan berat badan naik, masalah kesehatan pada gigi, dan peningkatan risiko diabetes. Selain itu, banyak orang tua yang masih menambahkan gula pada susu kental manis yang dikonsumsi demi memberikan rasa yang lebih manis. Padahal, hal ini akan menyebabkan risiko terkena berbagai macam penyakit akan meningkat dengan signifikan.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.