Mana yang Lebih Baik, Nasi Dingin atau Nasi Panas?
DokterSehat.Com – Nasi bagi masyarakat Indonesia adalah makanan utama, tak lengkap rasanya apabila makan tanpa mengonsumsi nasi. Namun, bagi penderita diabetes nasi adalah salah satu makanan yang harus dibatasi konsumsinya karena mampu meningkatkan kadar gula. Banyak kabar beredar mengatakan bahwa nasi panas sebaiknya dihindari bagi penderita diabetes. Lantas, apakah kadar gula pada nasi panas lebih baik dari nasi dingin?
Kadar Gula pada Nasi Panas dan Pengaruhnya bagi Kesehatan
Menurut dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, SpGK, kandungan gula pada nasi dingin ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan nasi yang masih panas. Fakta ini kemudian dianggap sebagai cara terbaik bagi penderita diabetes yang ingin mengonsumsi nasi.
Dokter Juwalita mengatakan, memang banyak penelitian yang berhasil membuktikan bahwa nasi yang dibiarkan pada suhu ruangan cenderung memiliki indeks glikemik yang rendah dibanding kadar gula pada nasi panas. Hanya saja, menurut dr. Juwalita, bukan berarti diet sehat akan terpenuhi hanya dengan makan nasi dingin. Ada baiknya Anda juga tetap memperhatikan asupan bergizi seimbang antara karbohidrat, protein, serta sayur.
Selain mengonsumsi nasi dingin, mereka yang berada dalam kondisi sehat atau yang memiliki diabetes juga sebaiknya mulai mengonsumsi karbohidrat yang kompleks seperti yang ada dalam gandum utuh, nasi merah, nasi hitam, atau bahkan roti gandum. Dengan mengonsumsi makanan berkarbohidrat yang kaya serat ini, maka kadar gula darah tidak akan mudah naik dengan cepat sehingga baik bagi kesehatan tubuh.
Setelah Anda mengetahui bahwa kadar gula pada nasi panas lebih tinggi dibanding nasi dingin, hal lain yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kondisi tubuh tetap optimal adalah dengan rutin melakukan olahraga. Olahraga sebaiknya tidak dilakukan saat perut masih kosong karena bisa meningkatkan indeks glukosa dalam tubuh dengan cepat.
Jika hal ini dibiarkan, dikhawatirkan kadar gula darah akan drop dengan cepat dan memicu Anda untuk pingsan. Makanlah sesuatu yang ringan setidaknya 15 menit sebelum melakukan olahraga.
Sementara itu, menurut Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.SC, nasi memang memiliki indeks glikemik yang tinggi dan bisa memicu naik turunnya kadar gula darah secara cepat. Ia mengungkapkan, memasak nasi dalam rice cooker terlalu lama bisa menyebabkan terjadi gelatinisasi yang memicu meningkatnya kadar gula.
“Bila terlalu lama dimasak akan menyebabkan proses gelatinisasi sehingga akan menurunkan kadar seratnya dan meningkatkan nilai indek glikemik,” katanya.
Sejumlah penelitian mengaitkan meningkatnya indeks glikemik atau kandungan gula pada nasi dengan penyakit jantung, kanker hingga obesitas. Ia menyarankan untuk mengonsumsi nasi usai matang, bukannya dipanaskan berulang kali.
“Dengan mendinginkan nasi maka proses tersebut dapat dihentikan sehingga tidak akan meningkatkan indeks glikemik,” ungkapnya.
Tidak Ada Perbedaan Kadar Gula pada Nasi Panas Dingin
Jika penjelasan sebelumnya mengatakan kadar gula pada nasi panas lebih tinggi dari nasi dingin, menurut dokter spesialis gizi klinis, Marya Warascesaria Haryono, kandungan nasi putih baik yang panas maupun yang dingin adalah sama, yaitu 175 kilo kalori/100 gram. Meski begitu, ia mengakui bahwa kandungan gula pada nasi dingin lebih rendah dibanding nasi panas. Hal ini membuat nasi dingin dicerna lebih lama dari pada nasi panas, yang pada akhirnya tidak menaikan kadar gula darah dengan cepat.
Tentu hal ini menguntungkan bagi orang yang memiliki diabetes. Makanan dengan indeks glikemik rendah baik untuk orang diabetes karena makanan ini tidak langsung dapat menaikkan kadar gula darah. Berbeda dengan makanan yang mempunyai indeks glikemik tinggi yang dapat membuat kadar gula darah melonjak tinggi.
Dokter Marya mengungkapkan, ketimbang sibuk memikirikan kadar gula pada nasi panas atau kadar gula pada nasi dingin, yang penting untuk diperhatikan adalah seberapa banyak porsi nasi yang dikonsumsi.
Apabila Anda mengonsumsi nasi dingin dengan porsi yang terlalu banyak, maka kadar gula darah Anda juga berisiko untuk naik. Pada dasarnya, kandungan gula pada nasi tak perlu dikhawatirkan apabila dibarengi dengan asupan sesuai kebutuhan. Ketimbang sibuk membandingkan kadar gula pada nasi panas atau dingin, sebaiknya Anda meningkatkan serat dari buah dan sayur karena dapat membantu mengontrol kadar gula darah.
Bagi penderita diabetes, dibanding sibuk memikirkan kadar gula pada nasi panas atau dingin, sebaiknya Anda melakukan perencanaan pola makan yang baik. Pilihlah karbohidrat dengan indeks glikemik yang rendah, dan tetap penuhi kebutuhan lemak, protein dan serat. Batasi juga asupan camilan, terutama yang mengandung gula. Dengan pola makan yang sehat ditambah dengan rutin berolahraga, maka gula darah Anda dapat terkontrol dengan baik.
Selain itu, kontrol gula darah secara rutin dapat membantu Anda untuk menentukan asupan makanan yang akan Anda konsumsi.
Mengenali Gejala Kelebihan dan Kekurangan Gula Darah
Setelah Anda mengetahui perbedaan kadar gula pada nasi panas dan dingin, hal lain yang juga harus Anda tahu adalah kaitan antara sistem pencernaan dan kadar gula dalam tubuh. Sistem pencernaan akan memecah karbohidrat menjadi gula yang bisa diserap oleh aliran darah. Zat ini penting sebagai sumber energi bagi sel-sel tubuh. Darah mengalirkan zat gula ini menuju sel menjadikannya energi.
Sebelum memasuki sel-sel di dalam tubuh, zat gula ini harus melewati ‘pintu’ yang hanya bisa dibuka dengan hormon insulin. Insulin sendiri dihasilkan oleh pankreas. Setelah memasuki sel, zat gula ini akan dibakar menjadi energi. Zat gula yang berlebih akan disimpan di hati untuk dipakai di kemudian hari.
Berikut kisaran kadar gula darah normal pada tubuh:
- Menjelang tidur: 100 – 140 mg/dL.
- Sebelum makan: sekitar 70-130 mg/dL.
- Dua jam setelah makan: kurang dari 180 mg/dL.
- Setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya delapan jam: kurang dari 100 mg/dL.
Pada akhirnya, menjaga kadar gula darah agar dalam angka normal adalah sesuatu yang penting. Gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia) atau rendah (hipoglikemia) bisa berdampak negatif pada negatif tubuh.
Indikator yang bisa dijadikan patokan adalah jika gula darah Anda di bawah 70 mg/dL maka Anda mengalami hipoglikemia. Sedangkan apabila kadar gula darah melebihi 200 mg/dL Anda dikatakan mengalami hiperglikemia.
Efek terlalu tingginya kadar gula darah antara lain:
- Cepat gelisah.
- Tubuh terasa lelah.
- Sering merasa haus.
- Sering buang air kecil.
- Penglihatan menjadi buram
- Meningkatnya nafsu makan.
- Berat tubuh berkurang.
- Kulit memerah, terasa panas dan kering.
- Sering mengalami infeksi gigi.
Efek terlalu rendahnya kadar gula darah antara lain:
- Cepat marah.
- Banyak berkeringat
- Mudah gelisah
- Kesulitan untuk konsentrasi.
- Tubuh terasa lemas.
- Kulit terlihat pucat.
- Sering kesemutan di area mulut.
- Muncul kejang.
- Kemampuan untuk berjalan atau berdiri menurun.
- Jantung berdebar.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.