Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hobi Mengisap Shisha? Risiko Diabetes Meningkat

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

shisha-rokok-doktersehat
Photo Source: Flickr/criminalintent

DokterSehat.Com– Selain rokok konvensional dan rokok elektrik, shisha juga menjadi favorit bagi banyak orang. Mereka bahkan menganggap shisha lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional. Padahal, dalam realitanya, shisha tetap saja bisa membahayakan kesehatan. Sebuah penelitian terbaru bahkan menghasilkan fakta bahwa hobi mengisap shisha bisa menyebabkan diabetes serta obesitas.

Dampak sering mengisap shisha

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh situs Insider pada 6 Januari 2019, sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Brighton and Sussex Medical School, Inggris menghasilkan fakta bahwa hobi mengirup asap shisha bisa meningkatkan berat badan dan risiko terkena diabetes tipe 2 dengan signifikan.

Dalam penelitian yang melibatkan para partisipan yang berasal dari Iran ini, para partisipan diminta untuk untuk menjawab kuesioner yang terkait dengan kebiasaan merokok. Selain itu, mereka juga melakukan tes kesehatan untuk mengetahui kondisi kesehatan kardiovaskular, kesehatan mental, dan kondisi biokimia tubuh melalui tes darah.

Hasil dari penelitian ini adalah, dari 9.840 partisipan yang dilibatkan, 6.742 diantaranya tidak merokok, 976 lainnya pernah merokok namun sudah berhenti, 864 diantaranya adalah perokok, 1.067 lainnya adalah perokok shisha dan 41 sisanya adalah perokok konvensional sekaligus penikmat shisha.

“Obesitas, sindrom metabolik, diabetes, dan kondisi dyslipidemia ternyata terkait dengan kebiasaan merokok shisha. Dampaknya mirip dengan kebiasaan merokok,” tulis penelitian ini.

Selama ini, kebanyakan orang menganggap shisha memberikan dampak kesehatan yang tidak sebesar rokok biasa, namun para ahli menunjukkan bahwa hal ini tidak benar. Sering mengisapnya tetap saja bisa memberikan efek kesehatan yang buruk.

“Sekali mengisap shisha sudah mampu memberikan efek buruk sebagaimana mengisap ssebungkus rokok. Bahkan, bisa jadi racun yang masuk ke dalam tubuh lebih besar,” ungkap Prof. Gordon Ferns yang juga terlibat dalam penelitian ini.

Kaitan antara shisha dan diabetes

Sebenarnya, para peneliti masih belum benar-benar menemukan kaitan antara kebiasaan merokok shisha dengan naiknya risiko terkena diabetes dan obesitas. Hanya saja, sepertinya hal ini terkait dengan racun yang ada di dalam asap shisha yang bisa memicu respons peradangan yang akhirnya menyebabkan gangguan insulin yang terkait dengan kadar gula darah dan kenaikan berat badan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh British Heart Foundation (BHF), di dalam shisha terdapat kandungan tembakau, kandungan yang juga bisa ditemukan di dalam rokok. Selain itu, kita juga bisa menemukan tar, nikotin, karbon monoksida, arsenik, dan timah. Hal ini berarti, mengisap shisha memang tak kalah berbahaya jika dibandingkan dengan mengisap rokok.

Penelitian ini juga membuktikan bahwa kebiasaan mengisap shisha akan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, kanker, gangguan pernapasan, dan gangguan kehamilan.

Bahaya shisha dibandingkan dengan rokok elektrik

Meskipun terlihat mirip, sebenarnya shisha dan rokok elektrik memiliki perbedaan. Sebagai contoh, rokok elektrik tidak membutuhkan proses pembakaran tembakau ataupun arang, sesuatu yang harus digunakan saat ingin menikmati shisha. Selain itu, rokok elektrik sebenarnya menghasilkan uap air, bukannya asap.

Hanya saja, rokok elektrik tidaklah lebih aman jika dibandingkan dengan shisha ataupun rokok konvensional. Jika kita menggunakannya dalam jangka panjang, risiko terkena berbagai penyakit berbahaya juga meningkat. Hal ini disebabkan oleh uap yang berasal dari rokok elektrik tinggi dengan zat beracun seperti nikotin.

Sebuah penelitian terbaru bahkan membuktikan bahwa terbiasa mengisap rokok elektrik akan membuat organ pernapasan dan jaringan pada paru-paru kita lebih rentan terkena kerusakan. Bahkan, kandungan di dalam rokok elektrik juga bisa mengganggu kesehatan otak atau menyebabkan keracunan.

Pakar kesehatan menyebut tidak ada yang lebih aman di antara shisha, rokok elektrik, atau rokok konvensional. Jika memang tidak ingin terkena penyakit, kita sebaiknya menghindari ketiganya.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.